yuniakbar

Ternyata menulis itu menyehatkan jiwa. Ia menjadi jejak bahwa kita pernah ada. Karena kita akan tiada. Tulisan dari hari akan bertemu hati pembaca. Alumni S2 A...

Selengkapnya
Navigasi Web
Apa-Apa Dosa!
sumber: kompasiana.com

Apa-Apa Dosa!

Islamic Parenting Series

#109

Pernahkan kita, sebagai guru dan orangtua, mendengar siswa atau anak kita melengos sambil berkata, “Apa-apa dosa! Ini dosa! Itu dosa! Terus yang nggak dosa yang mana?” Hal itu bisa saja terjadi hanya karena kita ingatkan kalau makan pakai tangan kanan. Meskipun kita bicaranya sangat wajar, tidak mengandung amarah bahkan diselingi canda. Mengapa masih saja ada tanggapan demikian? Dalam hal ini terutama anak-anak yang sudah mencapai masa aqil baligh atau setara SMP dan SMA.

Mungkin kita perlu introspeksi. Mengapa anak kita berkata demikian. Apakah karena bahasa yang kita gunakan cenderung ‘menyuruh’ atau ‘mendikte’ tanpa memberi pemahaman terlebih dahulu? Ataukah kita banyak mengkritik berbagai hal yang menurut kita tidak sesuai dengan etika atau melanggar aturan agama? Mungkinkah kita terlalu ‘nrithik’ menilai banyak perbuatan yang mestinya bisa kita lakukan nanti, bertahap seiring dengan kesadaran diri anak-anak kita. Ataukah kita salah menanamkan konsep dosa? Ataukah kita selalu menempatkan Allah sebagai Zat yang suka marah bila hambanya tidak patuh?

Sesungguhnya apa yang pertama harus kita tanamkan sehingga anak-anak kita senang dan terbiasa melakukan perbuatan yang baik? Mengapa banyak diantara anak kita yang hapal dengan aturan agama tapi tidak suka menjalankannya? Sudahkan kita menjadi role model atas segala perilaku baik yang kita ajarkan? Sepanjang apakah kesabaran kita dalam membaikkan perilaku anak-anak yang kita anggap kurang baik? Indikator apa yang kita gunakan untuk menyatakan suatu perbuatan itu baik atau tidak baik?

Tentu masih banyak pertanyaan intrispektif yang bisa buat daftarnya, mungkin tidak selesai hanya satu atau dua halaman. Maka kita mulai saja mengurai satu persatu.

1. Cinta Allah

Yang pertama kita tanamkan pada anak-anak, sebaiknya ini dimulai sejak belia, di usia thufulah, adalah cinta Allah. Karena ini adalah dasar kepatuhan untuk mengamalkan perintah-perintah kehidupan yang ada dalam al Quran dan Hadits. Tanpa makhabah yang kuat aqidah tauhid akan sulit tumbuh yang berakibat pada mandulnya ketaatan.

*bersambung

#TantanganGurusiana (hari ke-109)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap

31 May
Balas

terimakasih.

01 Jun



search

New Post